HIV
HIV atau virus imunodifisiensi manusia atau human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, yaitu:
HIV tidak menular melalui:
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS, yakni:
Sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
HIV atau virus imunodifisiensi manusia atau human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
- Cara Penularan Virus HIV/AIDS
HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, yaitu:
- Darah
- Air mani
- Cairan vagina
- Air susu ibu (ASI)
- Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga melalui mulut, walau dengan kemungkinan kecil).
- Memakai jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang terinfeksi HIV.
- Menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV.
- Dari ibu HIV-positif ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan, dan jika menyusui sendiri.
HIV tidak menular melalui:
- Bersalaman, berpelukan
- Berciuman
- Batuk, bersin
- Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur, dll.
- Gigitan nyamuk
- Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
- Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS, yakni:
- Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman (kondom-red).
- Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti pelacur dan homoseksual.
- Orang yang mendapat tansfusi darah yang tercemar virus HIV.
- Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui proses sterilisasi.
- Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV.
- Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi pintu masuk bagi virus HIV/AIDS.
- Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
- Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
- Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7) tahun.
- Tahap ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.
- Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
- Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.
Sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
- Gejala dan Komplikasi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada
orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi
tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi
oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ
tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma
Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
Penyebab
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV
adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan
manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel (T), makrofaga, dan sel dendritik.
HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal
sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi
baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut
hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel
akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV
akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV
awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+
di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus rata-rata
lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh
tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.
Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat
bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang
memengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV
(seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.
Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih
muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses
yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberculosis
, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetic orang yang terinfeksi juga memainkan peran
penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV
memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan
menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi
antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu
berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.- Rute paparan
- Transfusi darah
- Persalinan
- Penggunaan jarum suntik bersama-sama
- Hubungan seks anal reseptif
- Jarum pada kulit
- Hubungan seksual reseptif
- Hubungan seks anal insertif
- Hubungan seksual insertif
- Seks oral reseptif
- Seks oral insertif